KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
Sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar ini dapat saya
selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.
Sebelumnya, saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar matakuliah
Ilmu Sosial Dasar yang telah memberi kesempatan kapada saya untuk
mengumpulkan tugas makalah ini, serta seluruh pihak yang telah memberikan
motivasi kepada saya untuk menyelesaikan
makalah ini.
Saya sadar, bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya terus mengharapkan
bimbingan dari dosen pengajar mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Agar dilain waktu,
tugas – tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar Mata Kuliah Ilmu Sosial
Dasar dapat saya kerjakan lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya saya ucapkan terima kasih.
Akhir kata. Wassalamualaikum.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
ABSTRAKSI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG........................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................3
1.3.TUJUAN
......................................................................................................................3
BAB II ISI
2.1.DAMPAK POSITIF
HOMESCHOOLING.....................................................................3
2.2. DAMPAK NEGATIF HOMESCHOOLING.....................................................................6
2.3. PERSAMAAN DAN
PERBEDAAN HOMESCHOOLING DDENGAN SEKOLAH PADA UMUMNYA
..........................................................................................................6
2.4.FAKTOR – FAKTOR ORANG
TUA MEMILIH HOMESCHOOLING ..........................7
BAB III PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
ABSTRAKSI
pendidikan
adalah sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok
orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman
itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan
ligkunganya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada
manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (defelopment) bagi kehidupan seorang atau kelompok dalam
lingkunganya.
Pendidikan itu sendiri terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal . Dengan
banyaknya jalur pendidikan yang ada di Indonesia mampu membuat para orang tua
leluasa memilih jalur pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak mereka.
Seperti halnya homeschooling. Homeschooling saat ini sudah menjadi istilah yang tidak asing lagi
bagi kita. Homeschooling merupakan jalan pendidikan lain selain pendidikan
formal
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF HOMESCHOOLING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang penting dalam
hidup ini. Dengan pendidikan kita bisa balajar banyak hal. Kita dapat melakukan
kreatifitas-kreatifitas. Kita juga dapat mencetak sebuah pribadi yang cerdas,
mandiri, dan berwawasan. Hidup kita akan menjadi gelap tanpa ada pendidikan.
Hidup tanpa pendidikan membuat seseorang tidak mengerti makna hidup, tidak
mengerti tujuan hidup, dan buta akan segalanya.
Kleis (1974) berpendapat sebagai berikut.
pendidikan
adalah sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok
orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman
itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan
ligkunganya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada
manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (defelopment) bagi kehidupan seorang atau kelompok dalam lingkunganya.
Sehingga pendidikan adalah sebuah
pengalaman yang mampu membuat kita mengerti tentang beberapa hal. Pedidikan
membuat kita belajar tentang banyak hal yang ada di lingkungan sekita kita.
Pendidikan juga mampu menambah pengalaman hidup kita. Sehingga kita mampu
memaknai setiap peristiwa yang ada di sekitar kita.
Kini kita telah mengetahui ada banyak
alternatif pendidikan untuk anak. Mulai dari pendidikan yang formal,
non-formal, hingga informal. Sehingga membuat sebagian orang tua bingung dalam
memilih jalur pendidikan yang terbaik untuk anak mereka. Para orang tua tentu
menginginkan anak mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik dan menjadi
seorang anak yang mampu memiliki pengetahuan yang bermanfaat. Mereka juga akan
memilih jalur pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak mereka.
Coombs (1973) menjelaskan pengertian pendidikan formal, non formal,
dan informal sebagai berikut.
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis,
berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi dan yang setaraf denganya; termasuk ke dalamnya ialah kegiatan
studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan
profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
Pendidikan informal adalah proses yang berlagsung
sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan
pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh
lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan
dengan tetanga, lingkungan pekerjaan, dan permainan, pasar, perpustakaan, dan
media masa.Pendidikan non formal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan
sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri
atau merupakanbagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja
dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan
belajarnya.
1
Dengan
banyaknya pilihan jalur pendidikan yang ada di Indonesia ini tentunya membuat
sebagian orang tua bingung untuk memilih jalur yang terbaik untuk anak mereka.
Saat ini yang terlihat paling banyak diambil oleh para orang tua adalah jalur
pendidikan yang formal. Seperti sekolah-sekolah milik negara maupun swasta.
Namun, disamping itu juga banyak jalur pendidikan yang lain. Misalnya saja
lembaga-lembaga privat, homeschooling, pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan
(paket A, paket B, dan paket C). dan lain sebagainya.
Saat ini ada orang tua yang kecewa
dengan pendidikan formal seperti sekolah-sekolah. Mereka tidak puas dengan
sistem yang dimiliki sekolah-sekolah formal. Seperti sekolah formal yang
terlalu memfokuskan pada nilai rapor dan tidak memfokuskan pada kehidupan dan
kemampuan siswa-siswanya.
Di sekolah-sekolah pada umumnya banyak
anak-anak yang menyontek agar memiliki nilai rapor yang baik. Anak menjadi
cenderung berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai rapor yang baik. Sehingga
disaat anak-anak berambisi mendapatkan nilai yag tinggi namun tidak diikuti
dengan kemauan dan kemampuan, maka mereka mulai melakukan kecurangan-kecurangan
agar mendapatkan nilai yang tinggi. Hal inilah yang membuat sebagian orang tua
merasa kecewa dengan pendidikan yang ada di sekolah formal.
Ada sebagian orang tua yang merasa tidak
puas dengan sistem pengajaran di sekolah formal mencari jalan pendidikan lain
yang mereka anggap lebih baik dan mampu membimbing anak mereka menjadi lebih
baik. Pendidikan yang mampu menambah pengetahuan anak dan tidak hanya untuk
mendapatkan nilai saja. Para orang tua tentunya menginginkan pendidikan yang
terbaik untuk anak mereka. Sehingga mereka mencari dan memilih pendidikan yang
terbaik untuk anak mereka.
Dengan
banyaknya jalur pendidikan yang ada di Indonesia mampu membuat para orang tua
leluasa memilih jalur pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak mereka.
Seperti halnya homeschooling. Homeschooling saat ini sudah menjadi istilah yang tidak asing lagi
bagi kita. Homeschooling merupakan jalan pendidikan lain selain pendidikan
formal. Homeschooling merupakan sekolah rumah. Homeschooling merupakan pendidikan yang dilakukan di luar
sekolah-sekolah formal.
Yuliawati
(2009) menyatakan bahwa “homeschooling (sekolah rumah) adalah proses layanan pendidikan yang
secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga dan
proses belajar mengajar pun berlangsung dalam suasana yang kondusif”.Homeschooling adalah sekolah rumah. Homeschooling adalah sebuah sarana pembelajaran yang dilakukan
sendiri dan diluar sekolah formal.
Homeschooling bisa disebut dengan sekolah mandiri. Sekolah yang
mendidik anak secara terpusat dan membimbing anak sesuai dengan nilai-nilai
yang ingin dikembangkan. Berbeda dengan sekolah-sekolah formal pada umumnya.
Sekolah-sekolah formal pada umumnya terdiri dari banyak siswa dengan satu atau
dua guru. Namun homeschoolingterdiri dari hanya satu, dua, atau hanya beberapa
siswa. Homeschooling dapat dibimbing dengan satu guru, banyak guru, atau
bahkan tanpa seorang guru. Homeschooling adalah sebuah sarana pembelajaran, hanya saja siswa
tidak pergi ke sekolah seperti siswa yang balajar di sekolah pada umumnya. Homeschooling sering dianggap sekolah yang cenderung individual.
Namun pada dasarnya semua jenis pendidikan pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Demikian juga dengan homeschooling.
2
“Pandangan homeschooling memberikan pengertian luas kepada setiap orang untuk
lebih mengekspresikan keinginan dan kemampuan dalam menimba ilmu, tidak hanya
di lingkungan yang dinamakan sekolah. Bahkan kesempatan mendapatkan ilmu yang
lebih juga memiliki peluang besar sejalan dengan perkembangan pendidikan.”
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
dampak positif dari homeschooling?
2.
Apakah
dampak negatif dari homeschooling?
3.
Apakah
persamaan dan perbeda
an homeschooling dibandingkan dengan sekolah pada umumnya?
4.
Faktor
apa yang membuat orang tua memilih homeschooling untuk pendidikan anak mereka?
1.3 Tujuan
Makalah
ini ditulis bertujuan untuk lebih memahami apa saja kelebihan dan kekurangan
dari homeschooling. Sehingga peserta didik maupun orang tua mendapatkan
pertimbangan akan mengambil jalur pendidikan yang mana. Orang tua bisa
membandingkan homeschooling dengan jalur-jalur pendidikan yang lain.
Makalah
ini dituliskan untuk menambah wawasan orang tua maupun pendidik tentang jalur
pendidikan yang ada di Indonesia serta sebagai bahan pembanding dengan
jalur-jalur lain yang ada saat ini. Sehingga orang tua mampu memilih jalur
pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak serta mengetahui
peranan-peranan penting kita dalam mendidik anak dan upaya-upaya apa saja yang
perlu diperhatikan untuk pendidikan anak. Setelah mengetahui dampak positif dan
negatif dari homeschooling, orang tua dapat mempertimbangkan apakah homeschooling adalah jalur pendidikan yang cocok untuk anak mereka.
Untuk
mengetahui apa persamaan dan perbedaan homeschooling dengan sekolah pada umumnya serta mengetahui faktor
apa yang menyebabkan orang tua memilihhomeschooling sebagai sarana pendidikan untuk anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Positif Homeschooling
Telah
kita ketahui sebelumnya bahwa homeschooling adalah sekolah rumah yang cukup berbeda dengan
sekolah-sekolah formal pada umumnya. Homeschooling adalah sekolah yang dilakukan di rumah atau langsung
pada lingkungan yang ada. Homeschoolingbiasanya dilakukan dengan jumlah siswa yang tidak
banyak. Homeschooling mendidik langsung pada obyek dan kenyataan yang ada
dalam hidup. Lebih jelasnya adalah dengan obyek kehidupan yang nyata yang bisa
langsung dirasakan atau dilihat oleh peserta didik.
Pendidikan homeschooling ini adalah sarana pendidikan yang mandiri. Pendidikan
yang mengupayakan peserta didik belajar secara aktif dan memiliki pengendalian
diri. Peserta didik mampu memiliki kepribadian yang tangguh, akhlak yang mulia,
dan keterampilan-keterampilan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh peserta didik
serta masyarakat.Homeschooling ini merupakan pendidikan yang dapat menyesuaikan
kondisi dan kebutuhan anak dan keluarga. Karena dengan sistem pengajaran yang
terpusat pada seorang siswa, pembimbing mampu dengan mudah memahami karakter
anak dan mampu membuat strategi-strategi yang sesuai untuk anak. Hal ini
dilakukan agar anak mampu menerima dan memahami sebuah pelajaran dengan
seksama. Jika seorang anak tidak memahami dengan apa yang diajarkan pendidik,
anak bisa langsung menanyakan atau bahkan mencari tahu apa yang dimaksud oleh
pendidik.
3
Dengan
demikian seorang anak mampu memahami secara mendalam tentang pelajaran tersebut
dan pengetahuan tersebut dapat melekat dalam pribadinya.
Nadhirin (2008) berpendapat sebagai
berikut.
Metode
pembelajaran tematik dan konseptual serta aplikatif menjadi beberapa poin
keunggulan homeschooling. Homeschooling memberi banyak keleluasaan bagi anak didik untuk
menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang
terkondisi oleh target kurikulum. Setiap siswa homeschooling diberi kesempatan untuk terjun langsung mempelajari
materi yang disediakan, jadi tidak melulu membahas teori. Mereka juga diajak
mengevaluasi secara langsung tentang materi yang sedang di bahas. Bahkan bagi
siswa yang memiliki ketertarikan di bidang tertentu, misalnya Fisika atau Ilmu
alam, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan observasi dan
penelitian sesuai ketertarikan mereka.Beberapa keunggulan lain homeschooling sebagai pendidikan alternatif, yaitu karena sistem ini
menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, lingkungan sosial dan suasana
belajar yang lebih baik, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel. Juga
memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran terutama bagi anak yang
sakit atau cacat, menghindari penyakit sosial yang dianggap orang tua dapat
terjadi di sekolah seperti tawuran, kenakalan remaja (bullying), narkoba dan pelecehan. Selain itu sistem ini juga
memberikan keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam waktu yang lama
seperti pertanian, seni, olahraga, dan sejenisnya, memberikan pembelajaran
langsung yang kontekstual, tematik, dan nonscholastik yang tidak tersekat-sekat
oleh batasan ilmu. Homeschooling juga memberikan metode pembelajaran yang lebih bebas,
dimana anak didik tidak harus bersekolah dan jauh dari orangtuanya, serta bebas
menggunakan sarana pembelajaran sendiri. Yang terpenting dalam adalah penanaman
sikap mental belajar sehingga anak didik bisa belajar dengan cara mereka
sendiri serta belajar dari siapa saja dan apa saja. Anak didik bisa belajar
membuat rumah kepada tukang bangunan, belajar mengolah sawah kepada petani,
belajar memerah susu kepada peternak sapi, belajar berjualan kepada pedagang,
tanpa harus terikat tempat dan waktu.
Peserta
didik homeschooling bisa lebih mandiri karena anak didik cenderung belajar
sendiri dan menemukan sesuatu sendiri dengan bantuan pendidik. Peserta didik
mencari tahu segala sesuatu yang ingin diketahuinya. Peserta didik memilih apa
yang disukainya dan apa yang tidak disukainya.
Peserta
didik bisa memiliki potensi yang lebih besar, karena dia tidak terikat dengan
standar-standar sekolah yang diatur oleh pemerintah. Di homeschooling peserta didik lebih bebas berkreasi, karena peserta
didik dapat melakukan apa yang dia inginkan yang tentunya itu adalah mendidik
peserta didik tersebut dan mampu menambah wawasan peserta didik.
Dengan
cara kerja homeschooling yang mendidik siswa untuk mandiri, berkreatifitas
tinggi, dan mempelajari kehidupan yang secara langsung, maka siswa bisa lebih
siap terjun kedalam dunia nyata. Hal ini karena peserta didik memperoleh sebuah
pelajaran yang secara langsung menyangkut kehidupan sehari-hari.
Homeschooling ini cenderung membuat peserta didik mampu menyesuaikan
diri dengan orang yang lebih tua dan cenderung terlindungi dari pergaulan bebas
atau pergaulan yang tidak sesuai dengan norma, karena peserta didik belajar
tidak dengan banyak orang. Peserta didik lebih tertutup dengan pergaulan diluar
sana. Peserta didik belajar secara individu dan tidak terkontaminasi dengan
kehidupan bebas di luar sana.
4
Peserta
didik mampu menyesuaikan diri dengan orang yang lebih tua dari diri mereka,
karena di dalam pembelajarannya peserta didik lebih banyak berkomunikasi dengan
orang-orang yang lebih tua dari mereka untuk menambah pengetahuannya sesuai
dengan apa yang dia inginkan.
Selain
itu homeschooling ini bersifat ekonomis. Dapat disesuaikan dengan
kemampuan keluarga. Karena segala biaya dan kebutuhan diatur oleh keluarga itu
sendiri, sehingga keluarga dapat menentukan apa saja yang mereka perlukan.
Homeschooling tidak menuntut orang tua untuk serba tahu. Karena
pembelajaranhomeschooling dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan
siapa saja. Anak dapat belajar tentang sesuatu yang ingin diketahuinya dengan
mencari tahu hal tersebut sendiri maupun dengan bantuan orang lain.
Nadhirin (2008) berpendapat sebagai
berikut.
Metode homeschooling ada tiga jenis. Pertama, homeschooling tunggal, kemudianhomeschooling majemuk yang terdiri dari dua keluarga, dan yang
terakhir homeschoolingkomunitas.
1. Homeschooling tunggal adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh orang tua dalam suatu keluarga
tanpa bergabung dengan lainnya. Dalam hal ini orang tua terjun langsung sebagai
guru menangani proses belajar anaknya, jika pun ada guru yang didatangkan
secara privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata
pelajaran yang disukainya. Guru tersebut bisa berasal dari lembaga-lembaga yang
khusus menyelengarakan program homeschooling, contonya adalah lembaga Asah Pena asuhan Kak Seto.
Lembaga ini mempunyai tim yang namanya Badan Tutorial yang terdiri dari lulusan
berbagai jenis profesi pendidikan.
2. Homeschooling majemuk adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk
kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua
masing-masing.
3.
Sementara homeschooling komunitas adalah gabungan beberapa homeschoolingmajemuk yang menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan
pokok (olah raga, seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelelajaran.
Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan kepercayaan kepada Badan Tutorial
untuk memberi materi pelajaran. Badan tutorial melakukan kunjungannya ke tempat
yang disediakan komunitas.
Dweehan
(2009) mengemukakan tentang kelebihan homeschooling sebagai berikut.
§
Lebih
memberikan kemandirian dan kreativitas individual bukan pembelajaran secara
klasikal.
§
Memberikan
peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak
selalu harus terbatasi untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi,
rata-rata atau bahkan terendah
§
Terlindungi
dari tawuran, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang menyimpang, konsumerisme dan
jajan makanan yang malnutrisi.
§
Lebih
bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.
§
Lebih
disiapkan untuk kehidupan nyata.
§
Lebih
didorong untuk melakukan kegiatan keagamaan, rekreasi/olahraga keluarga.
§
Membantu
anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannya dalam dunia nyata disertai
kebebasan berpendapat, menolak atau menyepakati nilai-nlai tertentu tanpa harus
merasa takut untuk mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.
§
Membelajarkan
anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan lingkungan sosial.
§
Masih
memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya di luar jam belajarnya
5
2.2 Dampak Negatif Homeschooling
Di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Demikian juga dengan pendidikan anak. Tidak ada yang mampu memeberikan
pendidikan yang selalu berdampak positif. Setiap jalur pendidikan tentu
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena, itu kita tidak
bisa menilai bahwa jalur-jalur tertentu adalah jalur yang selalu baik dan tidak
memiliki dampak yang negatif. Sehingga orang tua hanya bisa memilih jalur yang
mereka anggap terbaik untuk mereka dan anak mereka.
Selain
memiliki kelebihan, homeschooling juga memiliki kekurangan. Misalnya peserta didik dari homeschooling ini harus memiliki komitmen yang kuat antara siswa
dengan pendidik tentang apa yang akan dipelajarinya, waktu-waktu dalam
pembelajaran kapan saja, sarana-sarana apa yang ingin disediakan, situasi apa
yang diinginkan, metode seperti apa yang disenangi peserta didik, dan lain
sebagainya. Salah
satu kekurangan yang paling menonjol dari homeschooling adalah anak tidak bisa
bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Selain
itu dalam homeschooling sangat menuntut peran orang tua dalam mendidik anak.
Tanpa ada dukungan orang tua, pendidikan anak akan terasa percuma. Orang tua
perlu memperhatikan karakter anak, perkembangan dari anak, dan keinginan anak.
Hal ini bertujuan agar orang tua mampu berperan dengan baik dalam perkembangan
anak.
Dalam homeschooling, orang tua tentu cenderung melindungi buah hatinya.
Namun perlindungan orang tua yang cenderung berlebihan ini justru membuat anak
menjadi sulit dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak akan memiliki
kemampuan yang terbatas dalam menyelesaikan masalah-masalah sosialnya yang
tidak dipikirkan sebelumnya, karena anak kurang memiliki pergaulan dengan
anak-anak yang seusianya, dan dia telah terbiasa memiliki perlindungan lebih
dari orang tuanya.
Nadhirin (2008) menyatakan bahwa
“kekurangan yang tidak bisa kita pungkiri adalah kurangnya interaksi dengan
teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat memberikan pengalaman
berharga untuk belajar hidup di masyarakat. Kemungkinan lainnya anak didik bisa
terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan sehingga akan kurang
siap nantinya menghadapi berbagai kesalahan atau ketidakpastian.”
Dengan adanya interaksi dengan orang
yang lebih tua saja, membuat anak menjadi sulit dalam bersosialisasi dengan
orang yang seusianya. Anak hanya mampu berinteraksi baik dengan orang yang
lebih tua darinya namun tidak mampu berinteraksi dengan baik dengan teman-teman
sebayanya.
Anak
menjadi tidak mampu bekerja dalam tim karena kecenderungannya yang bekerja
secara individu. Anak telah dididik secara mandiri dan secara individu membuat
anak menjadi susah dalam bekerja sama. Anak hanya memiliki pergaulan dengan
orang tua atau pembimbingnya saja. Homeschooling membuat anak tidak memiliki wawasan yang luas dalam
artian si anak menjadi kurang pergaulan. Karena anak tertutup dengan pergaulan
yang bebas diluar sana.
2.3 Persamaan dan Perbedaan Homeschooling dengan
Sekolah pada Umumnya
Homeschooling dan sekolah pada umumnya memiliki beberapa kesamaan.
Beberapa kesamaan itu antara lain adalah sama-sama sebuah sarana pendidikan
yang bertujuan untuk mendidik anak, homeschooling dan sekolah pada umumnya sama-sama sebuah media
pembelajaran, homeschooling dan sekolah pada umumnya sama-sama mengantarkan anak pada
tujuan pendidikan yang ingin dicapainya.
6
Selain
itu homeschooling dan sekolah-sekolah umum juga memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut antara lain adalah:
§
Apabila
sistem yang ada disekolah cenderung memiliki standar-standar tertentu sedangkan
pada homeschooling cenderung disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
keluarga tersebut.
§
Di
sekolah umum lebih berpedoman pada kurikulum, namun homeschooling tidak berpedoman pada kurikulum, melainkan lebih
disesuaikan denan kondisi keluarga yang ada.
§
Jadwal
belajar di sekolah telah ditentukan dan sudah mutlak, namun jadwal belajarhomeschooling adalah fleksibel. Jadwal belajar homeschooling dapat diatur sesuai dengan kesepakatan anak dan orang
tua maupun pembina homeschooling.
§
Pada
sekolah umum, guru memiliki tanggung jawab atas peserta didik. Para orang tua
memberikan kepercayaan kepada guru pembina. Sedangkan pada homeschoolingorang tua bertanggungajawab sepenuhnya atas anak.
Orang tua harus selalu berpartisipasi dalam pendidikan anak.
§
Pada
sekolah, peran orang tua dalam membimbing anak cemderung tidak maksimal, karena
pendidikan sekolah dijalankan oleh sistem dan guru. Sedangkan padahomeschooling peran orang tua sangat penting, karena peran orang tua
juga sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak.
2.4 Faktor-Faktor Orang Tua Memilih Homeschooling
Orang
tua tentu memiliki alasan khusus dalam memilih homeschooling untuk anak mereka. Diantaranya adalah para orang tua
kecewa dengan pendidikan formal. Mereka menganggap bahwa pendidikan formal
gagal mendidik anak mereka. Pendidikan sekolah formal yang selalu
memprioritaskan nilai rapor siswa. Bahkan masalah politik pun juga menjadi
faktor orang tua yang lebih memilih homeschooling. Banyak mafia peradilan di sini. Seperti pembohongan
dan penipuan.
Permasalahan
biaya juga menjadi faktor orang tua memilih homeschooling. Pendidikanhomeschooling ini lebih ekonomis, karena mereka sendiri yang
mengatur segala keperluan-keperluan dalam pendidikan. Dan mereka bisa berhemat
disini. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan homeschooling tergantung pada keadaan ekonomi keluarga. Apabila
orang tua tidak memiliki biaya yang cukup, maka orang tua bisa mengeluarkan
biaya yang sehemat mungkin namun tetap dengan pendidikan yang semaksimal
mungkin.
Selain itu para orang tua juga melihat
dari segi orang-orang yang telah berhasil dalam hidupnya. Ada banyak tokoh yang
berhasil dengan belajar secara mandiri. Tokoh-tokoh yang berhasil itu
kebanyakan belajar langsung dari kehidupan. Belajar dengan media nyata berupa
kehidupan-kehidupan yang dijalani mereka.
Sumardiono (2008) menyatakan sebagai
berikut.
Ada
11 alasan mengapa orangtua memilih homeschooling, dan hampir
semua alasan ini ada dalam riset yang telah dilakukan di Amerika, alasan
yang berbeda adalah adanya faktor melihat kesuksesan keluarga lain
sebagai inspirasi untuk melakukan homeschooling, serta ingin
meyekolahkan anak ke luar negeri. Faktor melihat pada kesuksean keluarga
homeschooling lain, tidak didapati dalam riset di Amerika karena
kebudayaan bangsa kita yang bersifat kolektip (collectivistic cultures).
7
semua alasan ini ada dalam riset yang telah dilakukan di Amerika, alasan
yang berbeda adalah adanya faktor melihat kesuksesan keluarga lain
sebagai inspirasi untuk melakukan homeschooling, serta ingin
meyekolahkan anak ke luar negeri. Faktor melihat pada kesuksean keluarga
homeschooling lain, tidak didapati dalam riset di Amerika karena
kebudayaan bangsa kita yang bersifat kolektip (collectivistic cultures).
7
Tiga
alasan yang terbanyak dijawab orangtua dari 11 alasan tersebut
adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:
•
Orangtua merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan anak dan ingin
agar hubungan dengan anak lebih dekat. Pada dasarnya orangtua
menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Keinginan untuk
bertanggung jawab dalam kehidupan anak inilah yang membuat orangtua
ingin berkorban lebih, terutama dalam hal ini adalah pendidikan. Lewat
homeschooling ini orangtua mengharapkan dapat mempererat hubungan
orangtua dan anak, karena waktu dengan anak bertambah banyak.
agar hubungan dengan anak lebih dekat. Pada dasarnya orangtua
menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Keinginan untuk
bertanggung jawab dalam kehidupan anak inilah yang membuat orangtua
ingin berkorban lebih, terutama dalam hal ini adalah pendidikan. Lewat
homeschooling ini orangtua mengharapkan dapat mempererat hubungan
orangtua dan anak, karena waktu dengan anak bertambah banyak.
• Penekanan kepada pendidikan iman,
pembentukan karakter dan nilai-nilai
agama yang sesuai. Hal ini didorong oleh kurangnya pendidikan agama,
nilainilai moral dan karakter di sekolah formal. Ada pula sekolah formal
(negeri) yang hanya mengajarkan 1 agama dan mengharuskan semua anak
mengikuti pelajaran agama yang tidak sesuai dengan agama mereka. Hal ini
mendorong
orangtua melakukan homeschooling karena tidak ada pilihan sekolah yang
sesuai dengan keyakinan mereka.
agama yang sesuai. Hal ini didorong oleh kurangnya pendidikan agama,
nilainilai moral dan karakter di sekolah formal. Ada pula sekolah formal
(negeri) yang hanya mengajarkan 1 agama dan mengharuskan semua anak
mengikuti pelajaran agama yang tidak sesuai dengan agama mereka. Hal ini
mendorong
orangtua melakukan homeschooling karena tidak ada pilihan sekolah yang
sesuai dengan keyakinan mereka.
• Tidak setuju dengan kurikulum di
sekolah formal (diknas). Beban
pelajaran dan sistem kurikulum yang dianggap terlalu membebani anak
serta tekanan yang diciptakan guru kepada anak dalam mengejar target
kurikulum membuat banyak orangtua mengeluarkan anak dari sekolah formal.
pelajaran dan sistem kurikulum yang dianggap terlalu membebani anak
serta tekanan yang diciptakan guru kepada anak dalam mengejar target
kurikulum membuat banyak orangtua mengeluarkan anak dari sekolah formal.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa
keuntungan dari homeschooling antara lain adalah anak memiliki kepribadian yang
kuat, pembelajaran dapat disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan anak, tidak
terikat dengan kurikulum yang berlaku pada sekolah formal pada umumnya, lebih
memiliki kemampuan dalam kehidupan nyata karena anak belajar dari kehidupan
sehari-hari, anak terlindung dari pergaulan bebas, mampu berinteraksi dengan
orang yang lebih tua darinya, dan terhindar dari penyelewengan yang ada di
sekolah formal seperti mafia peradilan.
Namun
selain memiliki keuntungan, homeschooling juga memiliki kerugian. Diantaranya adalah anak kurang
bisa bekerja sama dengan orang lain sehingga susah apabila anak dihadapkan pada
situasi yang membutuhkan kerja sama, anak kurang memiliki pergaulan karena anak
hanya berinteraksi dengan sebagian orang saja dan anak juga belajar secara
individu, anak homeschooling biasanya cenderung manja karena anak homeschooling ini memiliki perlindungan yang lebih dari orang tua
mereka. Sehingga terkadang anakhomeschooling kurang mampu dalam menghadapi masalah yang tidak
pernah diduga olehnya.
Beberapa
faktor yang menyebabkan orang tua lebih memilih homeschooling dari pada sekolah formal pada umumnya antara lain
adalah kekecewaan orang tua dengan sistem pendidikan di sekolah formal yang
memprioritaskan nilai rapor saja, ketidak percayaan lagi orang tua dengan
kejujuran di dalam lembaga pendidikan formal ini, mahalnya biaya sekolah
formal,
8
mereka
melihat dari orang-orang yang telah berhasil di dunia ini kebanyakan adalah
karena mereka belajar sendiri, belajar dari kehidupan sehari-hari, serta ingin
meyekolahkan anak ke luar negeri.
meyekolahkan anak ke luar negeri.
3.2 Saran
Semua sistem pendidikan memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Satu sistem sesuai untuk kondisi
tertentu dan sistem yang lain lebih sesuai untuk kondisi yang berbeda. Sehingga
daripada mencari sistem yang super, lebih baik mencari sistem yang sesuai
dengan kebutuhan anak-anak dan kondisi keluarga.
Sistem
pendidikan anak di sekolah memang sudah umum dan tela dipraktekkan selama
bertahun-tahun. Dan sekolah telah menjadi pilihan hampir seluruh masyarakat.
Namun sekolah bukan satu-satunya cara bagi anak untuk memperolah pendidikan
bagi mereka. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan
memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/sistem belajar, sekolah
tidaklah sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan untuk
memperbaiki sistem pendidikan. Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk
mengantarkan anak-anak pada masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab
sekaligus pilihan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak.
Dari berbagai kelebihan dan kekurangan
homeschooling hendaknya para orang tua mampu memilih sarana pendidikan yang
terbaik bagi anak. Orang tua mampu memahami setiap karakter anak dan mampu
memahami keinginan seorang anak. Agar pendidikan tetap berjalan baik dan anak
mampu menerima pengetahuan, hendaknya peranan orang tua dan situasi atau
keadaan sekitar lingkungan tetap mampu mendukung kegiatan belajar anak
dimanapun anak berada. Karena peran orang tua sangatlah mendukung dalam proses
pendidikan anak. Hendaknya orang tua selalu memantau perkembangan anak. Orang
tua hendaknya memahami jalur pendidikan yang sesuai dengan keadaan anak mereka.
Walaupun anak memilih jalur pendidikan
formal yang saat ini sudah umum, orang tua haruslah tetap memberikan pelajaran
diluar pendidikan formal tersebut. Misalnya saja dengan mengajak anak pergi ke
kebun raya, melihat benda-benda bersejarah di museum, dan lain sebagainya.
Sehingga anak tidak terpaku pada pendidikan formal saja.
v DAFTAR PUSTAKA
Ryan.
2010. Homeschooling
Alternatif Pendidikan Berkualitas bagi Anak, (online), (http://humas.sragenkab.go.id/?p=319)
Sumardiono.
2008. Suatu
Studi Seputar Penyelenggaraan HomeschoolingdiI Jabotabek, (online), (http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1532&Itemid=71)
Nadhirin,
Arif Luqman. 2008. Homeschooling
Sebagai Pendidikan Alternatif,
(online), (http://nadhirin.blogspot.com/2008/07/home-schooling-sebagai-pendidikan_11.html,
Amien,
Saiful. 2010. Pendidikan
Formal, Non Formal, dan Informal,
(online), (http://benramt.wordpress.com/ruang-pails/iv-pendidikan-formal-non-formal-dan-informal/)
No comments:
Post a Comment