Sunday, July 6, 2014

ARRAY MICROPHONE

Array Microphone adalah sebuah mikrofon yang menggunakan dua atau lebih mikrofon untuk merekam gelombang suara yang dapat didengar dengan cara yang unik. Ini berfokus beberapa elemen sensor dalam posisi yang berbeda, dan menggunakan sinyal digital processing (DSP) untuk mengisolasi sumber audio. Mikrofon ini pada dasarnya dapat menentukan pembicara sementara bergerak di sekitar ruangan dan ekstrak sinyal bahwa dari kebisingan latar belakang. Virtual pola polar memungkinkan mikrofon untuk memproses sinyal seolah-olah mikrofon ditempatkan di lokasi pembicara. Perangkat perumahan dapat menyerupai ganda atau melingkar array, atau tertanam dalam telepon, Webcam, dan peralatan lainnya.

eknik untuk menyimpan suara pun telah berkembang sangat pesat. Jika dahulu suara masih disimpan secara analog, maka kini suara telah disimpan dalam bentuk digital sehingga kita dapat menyimpan banyak sekali suara dalam suatu piranti yang mungil.
Tetapi selain dinikmati, suara juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Seperti kita tahu, suara juga salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi arus listrik. Tidak percaya?


Seperti kita tahu, sebenarnya microphone (mic) itu adalah alat yang menangkap gelombang suara menjadi arus listrik. Jadi kalau ada suara yang tertangkap microphone maka suara akan dikonversi menjadi arus listrik untuk kemudian diolah lebih lanjut. Sayangnya memang arus listrik yang dihasilkan sangat kecil dan perlu dikuatkan dengan amplifier supaya menghasilkan arus yang lebih besar.
Pembangkit Listrik Tenaga Suara
Dari ide pemanfaatan suara sebagai pembangkit listrik, kita perlu memikirkan suatu teknologi yang dapat memanfaatkan suara ini menjadi pembangkit listrik yang efisien. Bagaimana caranya?


1) Array Sensor. Kita dapat menggabungkan banyak sensor penangkap suara dalam bentuk array yang membentuk suatu modul penangkap suara. Sensor penangkap suara ini bisa saja sebuah microphone. Jika satu mic dapat membangkitkan maksimal 100 mW dan jika diinginkan modul dapat menghasilkan tegangan puncak 10 W, maka kita memerlukan kurang lebih 100 mic. Dan kita dapat mendesainnya dalam bentuk suatu array mic. Tenang saja, bentuk mic itu bukan panjang dengan bulatan di ujungnya seperti mic yang kamu pakai waktu karaoke itu. Sebenarnya bentuk mic itu kecil kok. Bahkan mic dengan bahan piezo-electric bentuknya gepeng-kecil seperti lempengan. Jadi kalau kita membuat array mic, bukan berarti kita mengumpulkan 100 mic besar untuk karaoke itu. Mungkin saja array 100 mic ini hanya sebesar dan setipis tissue toilet kamu.
2) Mic dengan Kepekaan Tinggi. Kita perlu memakai mic dengan kepekaan tinggi sehingga suara yang kecil pun dapat ditangkap dengan baik dan dapat menghasilkan arus listrik yang memadai.
3) Alat untuk Mengkonsentrasikan Suara. Sifat suara itu menyebar ketika dihantarkan dari sumber suaranya. Nah, dengan suatu corong kita dapat mengkonsentrasikan suara-suara dari sekitar mengarah ke microphone kita. Kayak yang dipakai intelijen ketika menguping pembicaraan orang lain dari jarak jauh itu lho.
4) Alat Penyimpan Listrik. Listrik yang telah dibangkitkan disimpan dalam baterai sehingga listrik dapat digunakan ketika dibutuhkan.
5) Penempatan Sensor. Gampang deh. Tempatkan saja sensor suara di pinggir jalan raya atau mungkin di dalam sebuah mall. Dijamin suara yang ditangkap melimpah. Atau taruh saja di dekat mesin-mesin pabrik atau mesin mobil/motor kamu. Asyik lagi kalau dekat air terjun, selain dapat menikmati indahnya alam, deburan air terjun dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik.
6) Bangkitkan suara. Jika tidak tersedia sumber suara, karena misalnya kamu tinggal di pedalaman atau di daerah yang amat-sangat terpencil, buat saja suara sendiri kemudian ditangkap sensor suara kamu. Caranya gampang kok. Buat aja baling-baling yang dapat berputar karena angin atau oleh arus air sungai. Baling-baling ini dikopel dengan batang kayu yang berputar dan memukul gendang atau ember atau benda sejenis yang jika dipukul dapat menghasilkan suara berisik. Tapi… kalau toh baling-baling ini diputar oleh angin atau arus air, apakah tidak lebih baik jika listrik langsung dibangkitkan oleh angin dan listrik yak? Malah nggak pakai bising. Hihihi… namanya juga ide. Siapa tahu sensor suara kelak lebih murah dari pada generator tenaga angin atau air.
Aplikasinya
Untuk apa saja aplikasinya?
1) Jelas sebagai pembangkit listrik. Jika teknologi yang dipakai memungkinkan, bisa saja digunakan untuk menghidupi listrik rumah kamu.
2) Catu daya independen bagi piranti elektronik. Pernah melihat kalkulator tenaga surya? Pernah melihat jam tangan yang dicatu dari gerakan? Mungkin kamu malah telah memilikinya. Nah, akan lebih asyik jika handphone kamu dicatu dari suara, jadi tidak memerlukan charger untuk mengisi baterainya. Untuk men-charge baterai, Anda cukup mendekatkan handphone kamu ke sumber suara. Atau ketika kamu ngerumpi lewat handphone kamu, secara tidak sengaja kamu telah mengisi baterainya. Jadi banyakin ngerumpi dan habisin pulsamu. Hihihi…
Kekurangannya
Jelas ada kurangannya, yaitu:
1) Berarti harus dekat dengan sumber suara alias sumber kebisingan. Misalnya kamu memiliki modul pembangkit suara yang digunakan untuk menghidupi listrik rumah kamu, maka idealnya tentu rumah kamu harus dekat dengan sumber suara (kebisingan) supaya dapat dibangkitkan listrik.
Keuntungannya
Jelas ada untungnya, yaitu:
1) Jika memang dekat dengan sumber suara/kebisingan, kamu dapat memanfaatkannya menjadi sumber listrik. Misalnya rumah kamu di pinggir jalan. Wah, dari sebel karena bising menjadi berkah karena bisa menjadi sumber listrik. 
2) Kalau ada temen bertengkar atau teriak-teriak, deketin aja dan sorongkan sensor suara kamu. Jadi deh energi temen menjadi listrik buat kamu.
3) Yang jelas menghemat listrik dari PLN dong! Inget, bahwa TDL tidak naik untuk tahun ini, tapi tidak ada jaminan tahun depan tidak naik. 
Microphone
Mikrofon (bahasa Inggris: michrophone) adalah suatu jenis tranduser yangmengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik.Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofondipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, danpengudaraan radio serta televisi.
Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani mikros yang berarti kecil danfon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya mengacu kepada alatbantu dengar untuk suara berintensitas rendah. Penemuan mikrofon sangat pentingpada masa awal perkembangan telepon. Pada awal penemuannya, mikrofon digunakanpada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu, mikrofon digunakan dalampemancar radio hingga ke berbagai penggunaan lainnya. Penemuan mikrofon praktissangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Beberapa penemu telahmembuat mikrofon primitif sebelum Alexander Graham Bell.
Kegunaan
Mikrofon digunakan pada beberapa alat seperti telepon, alat perekam, alatbantu dengar, pengudaraan radio serta televisi, dan sebagainya. Pada dasarnyamikrofon berguna untuk membuat suara yang berintensitas rendah menjadi lebihkeras. Pemilihan mikrofon harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal inidilakukan untuk mencegah berkurangnya kemampuan mikrofon dari performa yangoptimal. Agar lebih efektif, mikrofon yang digunakan haruslah seimbang antarasumber suara yang ingin dicuplik, misalnya suara manusia, alat musik, suarakendaraan, atau yang lainnya dengan sistem tata suara yang digunakan sepertisound sistem untuk live music, alat perekaman, arena balap GP motor, dansebagainya.
eknik untuk menyimpan suara pun telah berkembang sangat pesat. Jika dahulu suara masih disimpan secara analog, maka kini suara telah disimpan dalam bentuk digital sehingga kita dapat menyimpan banyak sekali suara dalam suatu piranti yang mungil.
Tetapi selain dinikmati, suara juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Seperti kita tahu, suara juga salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi arus listrik. Tidak percaya?


Seperti kita tahu, sebenarnya microphone (mic) itu adalah alat yang menangkap gelombang suara menjadi arus listrik. Jadi kalau ada suara yang tertangkap microphone maka suara akan dikonversi menjadi arus listrik untuk kemudian diolah lebih lanjut. Sayangnya memang arus listrik yang dihasilkan sangat kecil dan perlu dikuatkan dengan amplifier supaya menghasilkan arus yang lebih besar.
Pembangkit Listrik Tenaga Suara
Dari ide pemanfaatan suara sebagai pembangkit listrik, kita perlu memikirkan suatu teknologi yang dapat memanfaatkan suara ini menjadi pembangkit listrik yang efisien. Bagaimana caranya?


1) Array Sensor. Kita dapat menggabungkan banyak sensor penangkap suara dalam bentuk array yang membentuk suatu modul penangkap suara. Sensor penangkap suara ini bisa saja sebuah microphone. Jika satu mic dapat membangkitkan maksimal 100 mW dan jika diinginkan modul dapat menghasilkan tegangan puncak 10 W, maka kita memerlukan kurang lebih 100 mic. Dan kita dapat mendesainnya dalam bentuk suatu array mic. Tenang saja, bentuk mic itu bukan panjang dengan bulatan di ujungnya seperti mic yang kamu pakai waktu karaoke itu. Sebenarnya bentuk mic itu kecil kok. Bahkan mic dengan bahan piezo-electric bentuknya gepeng-kecil seperti lempengan. Jadi kalau kita membuat array mic, bukan berarti kita mengumpulkan 100 mic besar untuk karaoke itu. Mungkin saja array 100 mic ini hanya sebesar dan setipis tissue toilet kamu.
2) Mic dengan Kepekaan Tinggi. Kita perlu memakai mic dengan kepekaan tinggi sehingga suara yang kecil pun dapat ditangkap dengan baik dan dapat menghasilkan arus listrik yang memadai.
3) Alat untuk Mengkonsentrasikan Suara. Sifat suara itu menyebar ketika dihantarkan dari sumber suaranya. Nah, dengan suatu corong kita dapat mengkonsentrasikan suara-suara dari sekitar mengarah ke microphone kita. Kayak yang dipakai intelijen ketika menguping pembicaraan orang lain dari jarak jauh itu lho.
4) Alat Penyimpan Listrik. Listrik yang telah dibangkitkan disimpan dalam baterai sehingga listrik dapat digunakan ketika dibutuhkan.
5) Penempatan Sensor. Gampang deh. Tempatkan saja sensor suara di pinggir jalan raya atau mungkin di dalam sebuah mall. Dijamin suara yang ditangkap melimpah. Atau taruh saja di dekat mesin-mesin pabrik atau mesin mobil/motor kamu. Asyik lagi kalau dekat air terjun, selain dapat menikmati indahnya alam, deburan air terjun dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik.
6) Bangkitkan suara. Jika tidak tersedia sumber suara, karena misalnya kamu tinggal di pedalaman atau di daerah yang amat-sangat terpencil, buat saja suara sendiri kemudian ditangkap sensor suara kamu. Caranya gampang kok. Buat aja baling-baling yang dapat berputar karena angin atau oleh arus air sungai. Baling-baling ini dikopel dengan batang kayu yang berputar dan memukul gendang atau ember atau benda sejenis yang jika dipukul dapat menghasilkan suara berisik. Tapi… kalau toh baling-baling ini diputar oleh angin atau arus air, apakah tidak lebih baik jika listrik langsung dibangkitkan oleh angin dan listrik yak? Malah nggak pakai bising. Hihihi… namanya juga ide. Siapa tahu sensor suara kelak lebih murah dari pada generator tenaga angin atau air.
Aplikasinya
Untuk apa saja aplikasinya?
1) Jelas sebagai pembangkit listrik. Jika teknologi yang dipakai memungkinkan, bisa saja digunakan untuk menghidupi listrik rumah kamu.
2) Catu daya independen bagi piranti elektronik. Pernah melihat kalkulator tenaga surya? Pernah melihat jam tangan yang dicatu dari gerakan? Mungkin kamu malah telah memilikinya. Nah, akan lebih asyik jika handphone kamu dicatu dari suara, jadi tidak memerlukan charger untuk mengisi baterainya. Untuk men-charge baterai, Anda cukup mendekatkan handphone kamu ke sumber suara. Atau ketika kamu ngerumpi lewat handphone kamu, secara tidak sengaja kamu telah mengisi baterainya. Jadi banyakin ngerumpi dan habisin pulsamu. Hihihi…
Kekurangannya
Jelas ada kurangannya, yaitu:
1) Berarti harus dekat dengan sumber suara alias sumber kebisingan. Misalnya kamu memiliki modul pembangkit suara yang digunakan untuk menghidupi listrik rumah kamu, maka idealnya tentu rumah kamu harus dekat dengan sumber suara (kebisingan) supaya dapat dibangkitkan listrik.
Keuntungannya
Jelas ada untungnya, yaitu:
1) Jika memang dekat dengan sumber suara/kebisingan, kamu dapat memanfaatkannya menjadi sumber listrik. Misalnya rumah kamu di pinggir jalan. Wah, dari sebel karena bising menjadi berkah karena bisa menjadi sumber listrik. 
2) Kalau ada temen bertengkar atau teriak-teriak, deketin aja dan sorongkan sensor suara kamu. Jadi deh energi temen menjadi listrik buat kamu.
3) Yang jelas menghemat listrik dari PLN dong! Inget, bahwa TDL tidak naik untuk tahun ini, tapi tidak ada jaminan tahun depan tidak naik. 
Microphone
Mikrofon (bahasa Inggris: michrophone) adalah suatu jenis tranduser yangmengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik.Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofondipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, danpengudaraan radio serta televisi.
Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani mikros yang berarti kecil danfon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya mengacu kepada alatbantu dengar untuk suara berintensitas rendah. Penemuan mikrofon sangat pentingpada masa awal perkembangan telepon. Pada awal penemuannya, mikrofon digunakanpada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu, mikrofon digunakan dalampemancar radio hingga ke berbagai penggunaan lainnya. Penemuan mikrofon praktissangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Beberapa penemu telahmembuat mikrofon primitif sebelum Alexander Graham Bell.
Kegunaan
Mikrofon digunakan pada beberapa alat seperti telepon, alat perekam, alatbantu dengar, pengudaraan radio serta televisi, dan sebagainya. Pada dasarnyamikrofon berguna untuk membuat suara yang berintensitas rendah menjadi lebihkeras. Pemilihan mikrofon harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal inidilakukan untuk mencegah berkurangnya kemampuan mikrofon dari performa yangoptimal. Agar lebih efektif, mikrofon yang digunakan haruslah seimbang antarasumber suara yang ingin dicuplik, misalnya suara manusia, alat musik, suarakendaraan, atau yang lainnya dengan sistem tata suara yang digunakan sepertisound sistem untuk live music, alat perekaman, arena balap GP motor, dansebagainya.
 Software yang di gunakan
di antaranya Avec Phased Array Software V.20 ini di gunakan untuk mengatur dan melihat nada suara tinggi dan rendah


Sumber: en.wikipedia.org/wiki/Sensor_array
               blogilmuanislamdunia.blogspot.com/2009/11/pengertian-mic.html
                http://www.avec-engineering.com/AVEC_software_brochure.pdf

Monday, April 21, 2014

Internet Indonesia Ketiga Terpelan di ASEAN

KOMPAS.com — Dibandingkan negara-negara tetangga di wilayah ASEAN, di mana posisi kecepatan koneksi internet Indonesia? Ternyata gambarannya tak begitu menggembirakan.

Dari 10 negara Asia Tenggara anggota asosiasi tersebut, koneksi internet Indonesia ternyata hanya lebih cepat dari Filipina dan Laos.

Berdasarkan data Household Download Index dari Ookla yang terkenal sebagai penyedia layanan Speedtest.net, periode 7 Maret hingga Awal April 2014, Indonesia adalah negara dengan koneksi internet ketiga terpelan di Asia Tenggara dengan kecepatan rata-rata 4,1 Mbps.

Data tersebut dirangkum dan diolah menjadi infografik oleh ASEAN DNA, sebagaimana bisa dilihat pada gambar di bawah. Dari grafik, kecepatan internet Indonesia digambarkan sebagai kuda nil dan Singapura yang terkencang digambarkan seperti cheetah.
ASEAN DNA
Infografik kecepatan internet rata-rata di wilayah ASEAN, hasil rangkuman ASEAN DNA dari Household Download Index
Adapun Household Download Index memperoleh informasi dari hasil uji Ookla Speedtest di semua wilayah dunia selama 30 hari terakhir. Data yang ditampilkan di situs layanan tersebut melambangkan nilai rata-rata bergerak.

Dari sini terlihat bahwa negara-negara lain, misalnya Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja, tercatat memiliki kecepatan akses internet yang lebih tinggi daripada Indonesia.

Posisi pertama dipegang oleh Singapura dengan kecepatan 61 Mbps, kemudian Thailand di urutan kedua dengan 17,7 Mbps.

Kecepatan akses internet Indonesia berada di bawah angka rata-rata ASEAN sebesar 12,4 Mbps, sementara rata-rata kecepatan internet global sudah mencapai kisaran 17,5 Mbps.

Di mana posisi kecepatan koneksi internet Indonesia dalam skala global? Dari 190 negara dalam daftar Household Download Index, Indonesia berada di urutan ke-148.
Sumber: Net Index
Editor: Wicak Hidayat

Saturday, April 12, 2014

Cara Absensi Fingerprint Scanner


Cara Absensi Fingerprint Scanner


Kata Pengantar
      Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah singkat dengan judul ”Cara Absensi Finger print Scanner”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Teman teman kelas. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.


Sejarah Mesin Absensi Fingerprint Scanner




      Dahulu untuk mendata kehadiran karyawan dilakukan dengan cara absen manual, seperti absen kehadiran, absen panggil sampai absen dengan memasukan kertas ke dalam mesin absen. Absen merupakan salah satu faktor penting untuk mengetahui sejauh mana sesorang rajin dalam menjalankan kewajibannya untuk mengerjakan tugas yang dibebankan dengan cara hadir dalam kegiatan baik organisasi maupun umum.

Sidik jari, dalam bahasa Inggris disebut “Fingerprint” biasanya berbentuk garis-garis horizontal dan vertical atau gabungan keduanya dan juga ada bentuk lengkungan-lengkungan. Seluruh manusia di dunia diciptakan dengan sidik jari yang berbeda satu sama lainnya. Karena itu, setiap sidik jari digunakan untuk mengidentifikasi setiap manusia.

Tak ada sidik jari yang identik di dunia ini sekalipun di antara dua saudara kembar. Dalam dunia sains pernah dikemukakan, jika ada 5 juta orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama baru akan terjadi lagi 300 tahun kemudian.
Alat ini pertama kali digunakan Federal Bureau Investigation (atau populer dengan sebutan FBI) di Amerika Serikat sekitar tahun 60-an. Sidik jari ini biasanya tertinggal di tempat kejadian perkara sebuah peristiwa kriminal. FBI kemudian menggunakannya untuk mengetahui jati diri korban atau bahkan tersangkanya. Hanya dengan memasukkan sidik jari seseorang melalui melalui teknologi komputer, pihak berwenang pun langsung mendapatkan data seputar nama, tanggal lahir dan sejarah kriminalnya. Luar biasa bukan!

Negara Indonesia meski sidik jari lebih populer untuk melacak pelaku kejahatan, alat pendeteksi sidik jari ini ternyata juga digunakan di berbagai bidang teknologi lainya seperti  mesin absensi, teknologi akses kontrol pintu, fingerprint data secure dan masih banyak pengembangan sistem lainnya. Kini, seiring bertahannya cara manual yaitu pengambilan sidik jari dengan tinta di atas kartu atau kertas, perkembangan sistem identifikasi sidik jari kian terasa. Banyak perusahaan yang kian menyadari kegunaannya. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem identifikasi sidik jari di perusahaan-perusahaan. Alat ini mendorong perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga sekaligus menjamin keamanan.

Sistem identifikasi sidik jari ini yang masuk melalui dunia sains kini telah bergeser keberadaannya. Tak hanya kepentingan dunia pengetahuan atau aparat keamanan saja yang terpenuhi dengan penggunaan alat ini, setiap perusahaan komersial pun merasakan manfaatnya. Yang paling jelas, bukti kehadiran karyawan (absensi) bisa didapat lewat alat ini. Tentu saja, hal ini sangat membantu divisi Sumber Daya Manusia untuk mengevaluasi kinerja para karyawan. Alat ini pun amat populer di antara nasabah perbankan. Dunia otomotif juga tak mau ketinggalan dalam memanfaatkan keunggulan alat ini. Mereka bisa menggunakan sidik jari untuk sistem kunci. Belum lagi, ketika ingin login untuk mengakses sistem di komputer, saat ini pun pemakaian alat tersebut semakin digandrungi. Tujuannya tidak lain tidak bukan untuk keamanan terhadap data yang telah tersimpan.

Namun dalam penggunaan sistem pengidentifikasian sidik jari ini, ada beberapa hal yang bisa mengurangi kredibilitasnnya sebagai pengakes data seseorang. Seperti, tidak bersedianya seseorang memberikan data yang akurat sesuai dengan jati dirinya. Ini bisa saja karena data orang tersebut tidak ingin diketahui oleh orang lain baik pemerintah maupun institusi lain sehingga ada pemalsuan nama dan sebagainya. Juga tak tertutup kemungkinan, orang memanipulasi alat ini untuk masuk ke data orang lain. Tentu semua itu berkaitan dengan kriminalitas, Asal kelengkapan dan keakurasian data bisa diperoleh maka alat ini pun akan menjadi sangat berguna.

Cara kerja Sensor Sidik Jari

Pemindai sidik jari (fingerprint scanner) saat ini sudah banyak digunakan, mulai dari attendance system (system absensi), sebagai access control (system pengontrol akses ke dalam suatu ruangan, tempat atau ke dalam sebuah system) hingga sebagai identitas pribadi seperti yang terdapat pada SIM (Surat Izin Mengemudi) atau passport.
Seperti halnya bagian tubuh yang lain, sidik jari terbentuk karena factor genetic dan lingkungan. Kode genetic pada DNA memberi perintah untuk terbentuknya janin yang secara spesifik membentuk hasil secara random.

Demikian juga halnya dengan sidik jari. Sidik jari memiliki bentuk unik bagi setiap orang. Artinya setiap orang memiliki bentuk sidik jari yang berbeda-beda meskipun terlahir kembar. Jadi, walaupun sidik jadi terlihat seperti sama bila dilihat sekilas, buat penyelidik terlatih atau dengan menggunakan software khusus akan terlihat perbedaannya. Sebelum kita berbicara tentang alat pemindai sidik jari, kita akan berbicara tentang sidik jari tersebut. 

POLA SIDIK JARI
Secara umum, sidik jari dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut Henry Classification System, yaitu loop patern, whorl pattern dan arch pattern. Sekedar imformasi, perlu diketahui bahwa hampir 2/3 manusia memiliki sidik jari dengan ‘loop pattern’, 1/3 lainnya memiliki sidik jari dengan ‘whorl pattern’, dan hanya 5-10% yang memiliki sidik jari dengan ‘arch pattern’.

Pola-pola sidik jari seperti inilah yang digunakan untuk membedakan sidik jari secara umum. Namun untuk mesin pembaca sidik jari, pembedaan seperti ini tidaklah cukup. Karena itulah mesin sidik jari dilengkapi dengan metode pengenalan lain yang disebut ‘minutiae’.

ARCH PATTERN


WHORL PATTERN

LOOP PATTERN 

MINUTIAE 
Minutiae berasal dari bahasa inggris yang bisa berarti ‘barang tidak berarti’ atau ‘rincian tidak penting’ dan terkadang diartikan sebagai ‘detil’. Seperti arti katanya, ‘minutiae’ sebenarnya merupakan rincian sidik jari yang tidak penting bagi kita, tetapi bagi sebuah mesin sidik jari itu adalah detil yang sangat diperhatikan.
 
Untuk lebih jelasnya, minutiae pada sidik jari adalah titik-titik yang mengacu kepadacrossover (persilangan dua garis), core (putar-balikan sebuah garis), bifurcation(percabangan sebuah garis), ridge ending (berhentinya sebuah garis), island (sebuah garis yang sangat pendek), delta (pertemuan dari tiga buah garis yang membentuk sudut) danpore (percabangan sebuah garis yang langsung diikuti dengan menyatunya kembali percabangan tersebut sehingga membentuk sebuah lingkaran kecil).

Mesin pemindai sidik jari akan mencari titik-titik ini dan membuat pola dengan menghubung-hubungkan titik-titik ini. Pola yang didapat dengan menghubungkan titik-titik inilah yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pencocokan bila ada jari yang menempel pada mesin sidik jari. Jadi, sebenarnya mesin sidik jari tidak mencocokan pola yang didapat dari minutiae-minutiae ini.

Mesin pemindai sidik jari bekerja dengan mengambil gambar dari sidik jari tersebut. Sebenarnya banyak cara dapat dilakukan untuk mengambil gambar sidik jari tersebut namun metode umum yang dilakukan adalah dengan 2 cara yaitu dengan sensor optikal dan kapasitansi. 

SENSOR OPTIKAL
Inti dari sensor optikal adalah dengan adanya CCD (Charge Couple Device) yang cara kerjanya sama seperti system sensor yang terdapat pada kamera digital dan camcorder. CCD merupakan chip cilikon yang terbentuk dari ribuan atau bahkan jutaan diode fotosensitif yang disebut photosites, photodelements atau disebut juga piksel. Tiap photosite menangkap suatu titik objek kemudian dirangkai dengan hasil tangkapan photosite lain menjadi suatu gambar.
 
Bila mengambil contoh pada kamera, saat menekan tombol ‘capture’ pada kamera digital, sel pengukur intensitas cahaya akan menerima dan merekam setiap cahaya yang masuk menurut intensitasnya. Dalam waktu yang sangat singkat tiap titik photosite akan merekam cahaya yang diterima dan diakumulasikan dalam sinyal elektronis.

Gambar yang sudah dikalkulasikan dalam gambar yang sudah direkam dalam bentuk sinyal elektronis akan dikalkulasi untuk kemudian disimpan dalam bentuk angka-angka digital. Angka tersebut akan digunakan untuk menyusun gambar ulang untuk ditampilkan kembali. Perekaman gambar yang dilakukan oleh CCD sebenarnya dalam format ‘grayscale’ atau monochrome dengan 256 macam intensitas warna dari putih sampai hitam. 

SENSOR KAPASITIF
Sensor kapasitif bekerja berdasarkan prinsip pengukuran kapasitansi dari material yang dipindai. Material tersebut bisa saja besi, baja, alumunium, tembaga, kuningan bahkan hingga air. Berbeda dengan pemindai optikal yang menggunakan cahaya, pemindai kapasitif menggunakan arus listrik untuk mengukur besarnya kapasitas.
Diagram di atas menunjukkan sebuah sensor kapasitif sederhana. Dimana sensor dibuat dari beberapa chip semi konduktor pada sebuah sel yang tipis. Setiap sel memiliki tempat konduktor yang ditutupi dengan lapisan isolasi.

Sensor tersebut terhubung dengan sebuah integrator yang dilengkapi dengan inverter penguat yang dapat menterjemahkan sehingga pada akhirnya akan membentuk sidik jari yang sedang dipindai.
Setelah mesin pemindai sidik jari menyimpan image atau gambar yang diambil, mesin kemudian melakukan ‘searching minutiae’ atau mencari titik-titik minutiae.
Searching Minutiae


Before Match


Match Minutiae


Matched Result
Jika mesin sidik jari mendapat pola yang sama maka proses identifikasi sudah berhasil. Tidak semua minutiae harus digunakan dan pola yang ditemukan tidak harus sama, maka kita dapat menyimpulkan bahwa posisi jari kita pada saat identifikasi pada mesin sidik jari juga tidak harus persis sama dengan pada saat kita menyimpan data sidik jari kita pertama kali pada mesin tersebut.

Pemindai sidik jari optikal dan kapasitif dianggap menghasilkan tingkat keamanan yang tinggi, karena tidak bisa dipalsukan dengan foto copy sidik jari, sidik jari tiruan, atau bahkan dengan cetak lilin yang mendetil dengan guratan-guratan kontur sidik jari sekalipun.


sumber : 

http://fingerspotsolo.blogspot.com/2013/04/sejarah-mesin-absen-sidik-jari.html

http://fingerspotsolo.blogspot.com/2013/05/cara-kerja-sensor-sidik-jari.html

http://fingerspotsolo.blogspot.com/2013/05/cara-kerja-sensor-sidik-jari.html

Tuesday, December 31, 2013

Enterprise Unified Process



Oleh:
Adhy Suryo Wicaksono
Bayu Akbar
Fachri Adityo
Fajar Hidayatullah




Depok
2013




BAGIAN I
 

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun buku ini dengan baik, serta tepat pada waktunya. Dalam buku ini kami akan membahas mengenai “ENTERPRISE UNIFIED PROCESS”
Buku ini telah dibuat dengan berbagai observasi, pencarian materi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan buku ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimak kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada buku ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku selanjutnya.
Akhir kata semoga buku ini dapat memberikan manfaat terhadap kita semua.


Daftar Isi

BAGIAN I
Kata Pengantar 
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
 
1.3. Ruang Lingkup
 
BAGIAN II 
Bab 2. Konsep Enterprise Unified Process
2.1. Pengertian Enterprise Unified Process

2.2. Penurunan pada Enterpirse Unified Process
 
2.2.1 Pengertian Rational Unified Process
2.2.2 Sejarah Rational Unified Process
2.2.3 Keuntungan Rational Unified Process
BAGIAN III 
Bab 3.
3.1. Fase-fase Enterprise Unified Process

3.1.1 Inception

3.1.2 Elaboration
3.1.3 Construction
3.1.4 Transition
3.1.5 Production
3.1.6 Retirement
3.2 Praktik-praktik Enterprise Unified Process
BAGIAN IV 
Bab 4. Contoh kasus fase-fase Enterprise Unified Process SMS Gateway

4.1 Inception
4.2 Elaboration
4.3 Construction
4.4 Transition
4.5 Production
4.6 Retirement
Bab 5. Penutup 
5.1. Kesimpulan

Daftar Pustaka



BAB 1

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Enterprise Unified Process (EUP) adalah perpanjangan varian dari Rasional Unified Proses dan dikembangkan oleh Scott W. Ambler dan Larry Constantine pada tahun 2000, terakhir dikerjakan ulang pada tahun 2005 oleh Ambler, John Nalbone dan Michael Vizdos. EUP diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari RUP, yaitu kurangnya dukungan sistem dan akhir penggunaan sistem software. Jadi dua fase dan beberapa disiplin ilmu baru ditambahkan ke RUP.


1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan ini adalah untuk memberikan panduan pembelajaran bagaimana, EUP merupakan implementasikan dalam suatu pengembangan perangkat lunak


1.3 Ruang Lingkup

Pengembangan aplikasi intranet potal dilakukan menggunakan metodologi Enterprise Unified Process (EUP) dengan menggunakan perangkat lunak Rational Enterprise Suite. Perangkat bantu yang digunakan adlah Rational Requisite Pro untuk menemukan dan mendokumentasikan kebuuhan user terhadap aplikasi yang akan dikembangkan dan Rational Rose untuk melakukan pengembangan kerangka aplikasi
Dalam implementasi akan dikembangkan aplikasi intranet protal untuk fullright indonesia sebagai model dan studi kasus dengan menggunakan RUP dalam proses pengembangan aplikasi, Adapu ruang lingkup pengembang Aplikasi intranet portal mencakup hal-hal sebagai :
  • Pengembangan spesifikasi dan moldul aplikasi antar muka (interface) yang menjadi penghubung antar pengguna dengan infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki Fulbright Indonesia.
  • Pengembangan spesifikasi dan modul aplikasi perangkat bantu (tools) yang dapat diintegrasikan ke sistem seperti yang diperlukan oleh sistem.
  • Pengembangan spesifikasi database yang diperlukan oleh sistem.


BAB 2

Konsep

Enterprise Unified Process

2.1 Pengertian Enterprise Unified Process

Enterprise Unified Process (EUP) adalah perpanjangan varian dari Rasional Unified Proses dan dikembangkan oleh Scott W. Ambler dan Larry Constantine pada tahun 2000, terakhir dikerjakan ulang pada tahun 2005 oleh Ambler, John Nalbone dan Michael Vizdos.EUP diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari RUP, yaitu kurangnya dukungan sistem dan akhir penggunaan sistem software. Jadi dua fase dan beberapa disiplin ilmu baru ditambahkan ke RUP. EUP melihat pengembangan perangkat lunak bukan sebagai kegiatan mandiri, tetapi tertanam dalam siklus hidup sistem (yang akan dibangun atau ditingkatkan atau diganti), Siklus hidup TI dari perusahaan dan organziation/bisnis adlah siklus hidup perusahaan itu sendiri. Ini berkaitan dengan pengembangan perangkat lunak dilihat dari sudut pandang pelanggan.

2.2 Penurunan pada Enterprise Unified Process

2.2.1 Pengertian Rational Unified Process
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP. RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu:
  • Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
  • Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas
Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment.

Pada penggunaan kedua standard tersebut diatas yang berorientasi obyek (object orinted) memiliki manfaat yakni:
  • Improve productivity Standard ini dapat memanfaatkan kembali komponen-komponen yang telah tersedia/dibuat sehingga dapat meningkatkan produktifitas
  • Deliver high quality system Kualitas sistem informasi dapat ditingkatkan sebagai sistem yang dibuat pada komponen¬komponen yang telah teruji (well-tested dan well-proven) sehingga dapat mempercepat delivery sistem informasi yang dibuat dengan kualitas yang tinggi.
  • Lower maintenance cost Standard ini dapat membantu untuk menyakinkan dampak perubahan yang terlokalisasi dan masalah dapat dengan mudah terdeteksi sehingga hasilnya biaya pemeliharaan dapat dioptimalkan atau lebih rendah dengan pengembangan informasi tanpa standard yang jelas.
  • Facilitate reuse Standard ini memiliki kemampuan yang mengembangkan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali untuk pengembangan aplikasi yang lainnya.
  • Manage complexity Standard ini mudah untuk mengatur dan memonitor semua proses dari semua tahapan yang ada sehingga suatu pengembangan sistem informasi yang amat kompleks dapat dilakukan dengan aman dan sesuai dengan harapan semua manajer proyek IT/IS yakni deliver good quality software within cost and schedule time and the users accepted.
Dari gambar diatas, terlihat ada sembilan core process workflow dalam RUP. Semuanya merepresentasikan pembagian worker dan activities ke dalam logical grouping. Ada dua bagian utama yaitu process workflows dan supporting workflows. Dalam process workflows terdapat Bussiness modeling yang didalamnya dibuat dokumen bussiness process yang dipakai disebut bussiness use cases. Dokumen ini menjamin stakeholder memahami kebutuhan bisnis proses yang diperlukan.
Tujuan dari requirement workflow adalah mendeskripsikan ‘what’/apa yang harus dikerjakan oleh sistem serta membolehkan developer dan costumer untuk menyetujui deskripsi itu. Analysis&Design workflows bertujuan untuk menunjukkan ‘how/bagaimana merealisasikan sistem dalam tahap implementasi. Didalamnya kita akan menemukan problem domain juga solusi dari problem yang mungkin akan muncul dalam sistem. Hasil yang diberikan pada tahapan ini adalah design model sebagai ‘blueprint’ dari source code yang akan dibuat dan juga analysis model (optional). Implementation workflow bertujuan untuk mengimplementasikan classes dan objects dalam hubungannya dengan component, mengetest component yang dihasilkan sebagai unit, dan untuk mengintegrasikan hasil yang dibuat oleh masing-masing implementer/teams ke dalam executable system. RUP menjelaskan bagaimana kita me-reuse exiting complements atau me-implement new component sehingga membuat sistem mudah dibangun dan meningkatkan kemungkinan untuk me-reusenya. Test workflow bertujuan untuk memeriksa interaksi antar objek, penggabungan component dari software dengan tepat, dan memeriksa apakah semua kebutuhan sudah dipenuhi dengan tepat. Selain itu, test bertujuan untuk mengidentifikasikan dan meyakinkan bahwa kerusakan yang ada telah diatasi sebelum men-deploy software.
RUP menawarkan pendekatan iterative yang memungkinkan kita mengetest keseluruhan project dengan menemukan kerusakan sejak dini sehingga mengurangi cost untuk memperbaikinya. Test menghasilkan tiga macam ukuran qualitas yaitu reliability, functionality, application dan system performance. Deployment workflow dilakukan untuk menghasilkan product release dengan sukses dan aktifitas mengantar software kepada end user seperti membuat external releases dari software ,packing software, distributing software, installing software, serta membantu user memahami sistem. Aktifitas ini dilakukan pada fase transition. Dalam RUP, deployment workflow berisi paling sedikit detailnya daripada workflow yang lain. Project management menyediakan framework untuk mengatur software-intensive projects, panduan untuk planning, staffing, executing, dan monitoring projects, dan framework untuk mengatur resiko yang ada. Dikatakan sukses apabila produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan user dan kebanyakan customer.
Configuration and change management menyediakan panduan untuk mengatur penyusunan software systems, mengatasi perubahan request management, dan dapat menjadi salah satu cara untuk melaporkan suatu kerusakan. Environment bertujuan menyediakan software development organization beserta software development environment, yang dibutuhkan untuk mendukung development team. Seperti yang kita tahu dalam software development, tujuan yang akan diraih adalah membangun/meningkatkan sebuah software sesuai dengan kebutuhan (Bussiness Process). Sedangkan sebuah proses disebut efektif jika menetapkan sebuah garis pedoman yang menjamin kualitas software yang dibangun, mengurangi resiko dan meningkatkan perkiraan kepada masalah yang mungkin muncul, serta menggunakan best practise. Rational Unified Process menawarkan dan menjelaskan penerapan six best practise yang efektif pada software development, diantaranya adalah :
  • Develop Software Iteratively Pendekatan secara iterative digunakan untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi selama lifecycle. Setiap akhir iterasi akan diperoleh executable release yang memungkinkan keterlibatan end user dan feedback yang diberikan secara terus-menerus. Pendekatan ini juga mepermudahkan penyesuaian perubahan kebutuhan, features, maupun jadwalnya.
  • Manage Requirements Rational Unified Process mendeskripsikan bagaimana mendapatkan, mengorganisasikan, dan mendokumentasikan fungsionalitas dan batasan yang dibutuhkan. Sehingga akan memudahkan dalam memahami dan mengkomunikasikan kebutuhan bisnis.
  • Use Component-based Architecture RUP menggunakan pendekatan sistematis dalam mendefinisikan arsitektur yang menggunakan component. Karena memang proses yang dilakukan difokuskan pada awal pembangunan sebuah software. Dalam proses ini akan mendeskripsikan bagaimana menyusun arsitektur yang fleksibel, mudah dipahami, dan mengembangkan efektif software reuse.
  • Visually Model Software Proses yang dilakukan menunjukkan bagaimana memvisualisasikan model yang mencakup struktur dan kelakuan dari arsitektur dan komponen.
  • Verify Software Quality Application perfoemance dan kemampuan tahan uji yang buruk dapat menghalangi diterimanya sebuah aplikasi software. Sehingga diperlukan penelaahan lebih lanjut tentang kualitas software dengan mematuhi kebutuhan aplikasi berdasarkan kemampuan tahan uji, fungsionalitas, application performance, dan system performance.
  • Control Changes to Software Proses akan mendeskripsikan bagaimana mengontrol dan memonitor perubahan untuk kesuksesan iterative development. Selain itu, proses juga akan memandu kita bagaimana menyusun workspace yang aman bagi para developer dengan mengisolasi perubahan yang dilakukan di workspace lain dan dengan mengontrol perubahan pada seluruh software artifact. Sehingga membuat team bekerja sebagai unit tersendiri dengan mendeskripsikan bagaimana mengintegrasikan dan membangun management secara otomatis.
RUP sebagai architecture-centric. Architeture ini merupakan fokus yang dibahas pada fase elaboration yang akan dibahas pada bagian lain makalah ini. Software architecture design merupakan artifact dasar yang diperoleh dari sebuah architecture. Artifact lain yang diperoleh dari sebuah architecture ini diantaranya dapat membuat garis pedoman desain yang dipakai, struktur produk, dan team structure. Dalam merepresentasikan sebuah architecture pada software development kita menggunakan yang disebut The 4+1 view model yang telah kita kenal saat mempelajari UML. View model itu terdiri dari : logical view (dipakai oleh analyst/designer), implementation view (dipakai oleh progammer), process view (dipakai oleh system integrator), dan deployment view (dipakai oleh system engineering), serta ditambah dengan use case view (dipakai oleh end user). Keuntungan dari architecture centric process diantaranya memperbolehkan kita untuk menambah dan menambah intellectual control sebuah proyek untuk mengatur kompleksitas dan membangun system integrity. Proses arsitektur ini memiliki lifecycle phase, yang terdiri dari inception phase, elaboration phase, construction phase, dan transition phase. Setiap fase yang ada dihubungkan dengan milestone, yaitu suatu point evaluasi dari suatu tahap fase yang sudah selesai dibuat,

2.2.2 Sejarah Rational Unified Process

RUP merupakan produk proses perangkat lunak yang awalnya dikembangkan oleh Rational Software. Rational Software diakuisisi oleh IBM pada Februari 2003. Produk ini memuat basis-pengetahuan yang bertautan dengan artefak sederhana disertai deskripsi detail dari beragam aktivitas. RUP dimasukkan dalam produk IBM Rational Method Composer (RM C) yang memungkinkan untuk kustomisasi proses. Dengan mengombinasikan pengalaman dari banyak perusahaan, dihasilkan enam praktik terbaik untuk rekayasa perangkat lunak modern: Pengembangan iteratif, dengan risiko sebagai pemicu iterasi primer Kelola persyaratan Terapkan arsitektur yang berbasis komponen Visualisasikan model perangkat lunak Secara kontinyu, verifikasi kualitas Kendalikan perubahan.

2.2.3 Keuntungan RUP

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan pendekatan iterasi diantaranya adalah : mengurangi resiko lebih awal, perubahan yang dilakukan lebih mudah diatur, higher level of reuse, project team memiliki waktu lama untuk memahami sistem yang akan dibangun, dan menghasilkan kualitas yang lebih baik di segala aspek.
RUP menawarkan berbagai kemudahan dalam membangun sebuah sotfware, ada yang disebut Six Best Practices yang terdiri dari :
  • Develop Iteratively
  • Manage Requirement
  • Use Component-based Architecture
  • Model Visually
  • Verify Quality
  • Control Changes to software
Semua proses yang dilakukan oleh RUP akan memberikan keuntungan pada tahapan membangun sebuah software. Saat melakukan perancangan sebuah perangkat lunak, tentunya setiap tahapan akan mendapatkan masalah. Biasanya gejala/symptom yang menunjukkan ada masalah dalam proses perancangan software seperti berikut :
  • Ketidak akuratan dalam memahami kebutuhan end-user.
  • Ketidakmampuan untuk menyetujui perubahan kebutuhan yang diajukan.
  • Modul-modul yang dibutuhkan tidak dapat dihubungkan.
  • Software yang sulit untuk dibangun atau diperluas.
  • Terlambat menemukan kerusakan project yang serius.
  • Kualitas software yang buruk.
  • Kemampuan software yang tidak dapat diterima.
Team members yang bekerja sendiri-sendiri sulit untuk mengetahui perubahan yang telah dilakukan karena ada perbedaan dalam membangun software tersebut. Ada ketidakpercayaan dalam membangun dan me-release proses. Usaha untuk menghilangkan symptom ini tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi software developer karena gejala ini dapat terjadi oleh adanya penyebab utama masalah yang timbul saat membangun sebuah sistem, yaitu :
  • Requirement management yang tidak mencukupi
  • Komunikasi yang ambigu dan tidak tepat
  • Arsitektur yang rapuh
  • Kompleksitas yang sangat besar
  • Tidak terdeteksinya ketidakkonsistenan antara requirement,desain, dan implementasi
Pengetesan yang tidak mencukupi
  • Penilaian status project yang subjektif
  • Keterlambatan pengurangan resiko yang disebabkan waterfall development
  • Perkembangan yang tidak terkontrol
  • Otomatisasi yang kurang
Semua hambatan yang ditemui saat membangun software akan dapat diatasi dengan menggunakan best practise yang telah disebutkan di awal pembahasan. Dengan menggunakan best practise yang diterapkan oleh Rational Unified Process, akar masalah yang menyebabkan timbulnya symptom dalam software developer akan teratasi dengan baik.
Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai Rational Unified Process, kita perlu untuk mengetahui terlebih dahulu apa maksud dari proses itu sendiri. Proses merupakan suatu tahapan yang mendefinisikan siapa yang mengerjakan apa, kapan dan bagaimana meraih suatu tujuan yang pasti. RUP merepresentasikan empat elemen dasar untuk memodelkan pertanyaan yang muncul dari sebuah proses, yaitu workers, activities, artifacts, dan workflows.
Worker mendefinisikan behavior/kelakuan dan responsibilities dari seseorang atau sebuah team. Dalam Unified Process, worker lebih diartikan sebagai bagaimana team/individual seharusnya bekerja. Sedangkan tanggungjawab bagi worker adalah melakukan serangkaian aktifitas sebagai pemilik dari sekumpulan artifact.
Activity dari spesific worker adalah sebuah unit kerja yang dilakukan seorang individu. Tujuannya cukup jelas,yaitu membuat/meng-update artifact. Setiap activity diberikan kepada spesific worker dan harus dapat digunakan sebagai elemen dalam planning dan progress software development. Contoh activity diantaranya : merencanakan sebuah iteration untuk worker Project Manager, menemukan use case dan aktor untuk worker System Analyst, dan sebagainya.
Artifact merupakan sekumpulan informasi yang dihasilkan, diubah, dan dipakai dalam sebuah proses. Artifact digunakan sebagai input bagi worker untuk melakukan activity dan juga sebagai output dari activity. Dalam object-oriented design, activities adalah operasi yang dilakukan aktif object(worker) sedangkan artifact sebagai parameter dari activities tersebut. Contoh artifact yaitu: model (uses case model), document,source code,dan lain-lain.
Workflow adalah serangkaian activities yang menghasilkan nilai hasil yang dapat terlihat. Dalam UML, workflow digambarkan dengan sequence diagram, collaboration diagram, atau activity diagram. Workflow tidak selalu dapat dipakai untuk merepresentasikan semua ketergantungan yang ada diantara activities. Karena,terkadang dua buah activities yang digambarkan dalam workflow sebenarnya sangat rapat jalinannya yang melibatkan worker yang sama padahal mungkin penggambarannya tidak terlalu tepat.


BAB 3

3.1 Fase-Fase Enterprise Unified Process



3.1.1 Inception
Tahap inception fokus pada penentuan manfaat perangkat lunak yang harus dihasilkan, penetapan proses-proses bisnis (business case), dan perencanaan proyek.
  • Menentukan Ruang lingkup proyek
  • Membuat ‘Business Case’
  • Menjawab pertanyaan “apakah yang dikerjakan dapat menciptakan ‘good business sense’ sehingga proyek dapat dilanjutkan

3.1.2 Elaboration
Tahap untuk menentukan use case (set of activities) dari perangkat lunak berikut rancangan arsitekturnya.
  • Menganalisa berbagai persyaratan dan resiko
  • Menetapkan ‘base line’
  • Merencanakan fase berikutnya yaitu construction

3.1.3 Construction
Membangun produk perangkat lunak secara lengkap yang siap diserahkan kepada pemakai.
  • Melakukan sederetan iterasi
  • Pada setiap iterasi akan melibatkan proses berikut: analisa desain, implementasi dan testing

3.1.4 Transition
Menyerahkan perangkat lunak kepada pengguna, mengujinya ditempat pengguna, dan memperbaiki masalah-masalah yang muncul saat dan setelah pengujian.
  • Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi
  • Dalam fase ini dilakukan: Beta dan performance testing; Membuat dokumentasi tambahan seperti training, user guides, dan sales kit; Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna

3.1.5 Production
Selama fase ini, anda akan mempertahankan proyek, artinya dengan menjalankan usaha komunikasi, kemudian melanjutkan pelatihan dan pengjaran, dan melanjutkan pengaturan dari proses yang akan anda pelajari.


3.1.6 Retirement
Dalam fase ini terdapat pemindahan data dan sistem integrasi yang baik

3.2 Praktik Praktik Enterprise Unified Process

  • Mengembangkan iteratif
  • Mengelola persyaratan
  • Arsitektur Pembtuktian
  • Modeling/Perancangan
  • Memverifikasi kualitas secara terus-menerus
  • Mengelola perubahan
  • Pembangunan Berkolaborasi
  • Melihatlah pencapaian pembangunan
  • Memberikan perangkat lunak bekerja secara teratur
  • Mengelola risiko



BAB 4

Contoh kasus fase-fase Enterprise Unified Process SMS Gateway


4.1 Inception

Mendefinisikan Ruang Lingkup
Deskripsi Proses Bisnis
Sistem SMS Gateway Akademik ini dibuat untuk membantu menangani layanan informasi akademik yang bersifat “mobile” untuk mahasiswa dengan memanfaatkan fasilitas SMS. SMS Gateway Akademik ini diperuntukkan bagi :
  • Mahasiswa, untuk melihat informasi yang terkait dengan kegiatan akademisnya, seperti status registrasi, jadwal kuliah, jadwal ujian, nilai UTS, nilai UAS, IP, IPK dan info umum seperti seminar.
  • Calon mahasiswa baru, untuk mengetahui kelulusan setelah ujian saringan masuk.
Develop Business Use Case
Business Object Model

Business Object Model Administrasi Sistem

Business Object Model Kelola Info

4.3 Business Object Model Lihat Informasi


4.2 ELABORATION

Perangkat Keras
  • Personal Computer (PC), dengan spesifikasi minimal:
  • Processor : Intel Pentium III 800Mhz
  • Memory : SDR 256MB
  • Serial port : COM 1 (standar RS232)
  • Hardisk: 1GB GSM modem/Handphone sebagai alat komunikasi, penghubung PC dengan pengirim data.
Sistem Operasi
Sistem operasi yang digunakan minimal berjalan pada Windows 98.
DBMS
DBMS yang digunakan adalah MySQL Server 4.0.18
Tools
Tools yang digunakan untuk membangun perangkat lunak adalah bahasa pemrograman Java (Java 2 SDK 1.4)
Kebutuhan Fungsionl
RefFungsi
R.1.1Melakukan koneksi perangkat lunak dengan database
R.1.2Melakukan set terminal yang menghubungkan PC dengan handphone (pada sistem SMS gateway)
R.1.3Menangani konversi pemrosesan PDU menjadi format teks sehingga didapat no telepon dan pesan (SMS terima)
R.1.4Menangani konversi no telepon tujuan dan pesan (format teks) ke format PDU (SMS kirim)
R.1.5Menangani pemeriksaan respon dari terminal (SMS masuk dan SMS belum terbaca)
R.1.6Menangani penghapusan SMS yang telah dibaca pada handphone (sistem)
R.1.7Menangani penyimpanan data SMS yang diterima (log SMS diterima)
R.1.8Menangani penyimpanan data SMS yang belum/ sudah dikirim (log SMS kirim, hasil pemrosesan)
R.1.9Melakukan parsing pesan SMS yang masuk (parameter parsing adalah spasi)
R.1.10Menentukan isi SMS balasan, yang didapat dari hasil pemrosesan(query) hasil parsing SMS
R.1.11Mengirimkan SMS yang belum dikirim
Sequence Diagram
Sequence diagram adalah salah satu bentuk interaction diagram yang mengambarkan proses terjadinya sesuatu.

Sequence Diagram Terima SMS


Sequence Diagram proses SMS masuk

Sequence Diagram kirim balasan

Sequence Diagram Insert Info umum

Sequence Diagram Edit/ Delete Info umum

Sequence Diagram lihat Log Terima/ Log Kirim

Sequence Diagram Start Up

Sequence Diagram ShutDown

Rancangan Interface

Basis Data


4.3 Construction

Rancangan Deployment

Lingkungan Operasional Sistem


4.4 Transition

Black Box Testing


4.5 Production

Operate systemà SMS Gateway telah dioperasikan di Universitas Muhammadiyah sebagai layanan akademik Support SystemàMensupport sistem SMS Gateway Memanage permintaan perubahanà Apabila ada perubahan-perubahan fitur.
Memonitor sistem : Dengan memberikan perawatan terhadap sistem maupun dokumen perawatannya Saran-saran perawatan sistem : Untuk menjaga sistem tetap berjalan stabil dan benar, admin bisa melakukan hal-hal berikut: Periksa baterai handphone jangan sampai habis, jika terminal yang dipilih adalah handphone.
Jika terjadi kegagalan hubungan dengan terminal,
  • periksa kabel data, terhubung dengan port mana (COM1/COM2), karena sistem melakukan koneksi dengan COM1.
  • periksa setting baud rate, pilih dalam menu handphone, set menjadi 19200. Menyiapkan dan recover dari kerusakan


4.6 Retirement

Migrasi Data
  • Memindahkan data dari M.Access ke MySQL
Removal System
  • Mengubah sistem Operasi Windows 98 ke Windows XP



BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

RUP (Rational Unified Process) merupakan suatu Software engineering process hasil kerja awal dari “Three Amigos” –Ivar Jacobson, Grady Booch, dan James Rumbaugh- yang bertujuan untuk memastikan kualitas yang terbaik pada suatu produksi software dengan memperkirakan jadwal dan biaya yang harus dikeluarkan. RUP merupakan process product dari Rational® Software dengan konsep utamanya adalah tentang model, workflow dan workers, serta tentang phase dan iterasi.
Enterprise Unified Process (EUP) adalah perpanjangan varian dari Rasional Unified Proses dan dikembangkan oleh Scott W. Ambler dan Larry Constantine pada tahun 2000, terakhir dikerjakan ulang pada tahun 2005 oleh Ambler, John Nalbone dan Michael Vizdos. EUP diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari RUP, yaitu kurangnya dukungan sistem dan akhir penggunaan sistem software. Jadi dua fase dan beberapa disiplin ilmu baru ditambahkan ke RUP.



Daftar Pustaka


[1] Beck, Kent. Extreme Programming Explained: Embrace Change. Addison-Wesley,1999. 

[2] Satzinger, John, et al. 2007 System Analys and Design, 5th Ed., Thomson Course tech., Canada.

[3] [EUP 2005] Enterprise Unified Process: Extending the Rational Unified Process by Scott W. Ambler, John Nalbone, and Michael Vizdos, published Prentice Hall PTR

[4] http://www.enterpriseunifiedprocess.com/ 

[5] http://aelinik.free.fr/cmm/tr25_l4a.html 

[6] http://www.enterpriseunifiedprocess.com/essays/zachmanFramework.html

[7] http://yulianfindawati.blogspot.com/

[8] http://aih25.blogspot.com/2013/03/rup-rational-unified-process.html






Rabu, 23 Oktober 2013